Langkah Syaitan dalam Menelanjangi Pakaian Muslimah
Syaitan
sangat tidak suka kalau ada manusia yang taat kepada Allah. Karena
itulah syetan selalu berusaha menggoda manusia agar tergelincir dari
jalan Allah. Dalam menggoda manusia, syetan memiliki berbagai cara dan
strategi. Dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu,
yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun
bis su’). Syaitan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, dia terus
berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah.
Salah
satu sebab kehancuran umat manusia adalah karena hubungan lawan jenis
yang tidak sah. Dan sebelum terjadinya huubungan ini, biasanya didahului
dengan saling memandang, saling tertarik, lalu saling bertemu, dan
selanjutnya saling bermaksiat. Untuk menyukseskan terjadinya proses
kemaksiatan inilah syetan berusaha melepaskan hijab atau pakaian
muslimah. Lepasnya hijab muslimah merupakan jalan licin yang mudah
menggelincirkan manusia dari ketaatan kepada Allah. Berikut adalah tahap-tahap yang digunakan oleh syetan dalam melepas pakaian muslimah.
1. Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam
tahap ini syaitan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun
termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya
sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada
pakaian syar’i, pakaian dengan apa pun bentuk dan namanya tetap pakaian.
Yang ada hanyalah budaya dalam berpakaian, atau berpakaian ala budaya
tertentu.
Akibatnya,ketika
zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak
ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang
berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan
diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai. Inilah
bahayanya ketika hijab dianggap sebagai budaya, berbeda halnya jika
seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i
(identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekadar mode
(fashion). Hidup kapan pun, dan di mana pun, maka hijab syar’i tetap
dipertahankan. Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip
hijabnya, maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus.
Caranya, bagaimana?
Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak
tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan
kepada para wanita agar ada sedikit meningkatkan model yakni membuka
bagian hasta (antara siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan
masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?” Begitu bisikan syaitan. Dan
benar si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yang menampakkan
tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja.
Maka syaitan berbisik, “Tu.. tidak apa-apa kan?”.
Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah
menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan untuk
membisikkan hal yang baru lagi. “Kini buka tangan sudah menjadi lumrah,
maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni
angkatlah ujung jilbab yang menjulur ke bawah itu dan lilitkan ke leher.
Atau angkat ujung jilbab dan letakkan di kepala’. Ketika seorang wanita
menurutinya ada dua hal yang mulai terbuka, yakni leher bagian bawah
dan dada bagian atas. Eit, tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka,
hanya sekadar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak panas. Kata
syetan, “Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya sebagian
kecil saja yang terbuka“.
Ketiga, Mempersempit ukuran pakaian
Syaitan berbisik lagi, “Pakaianmu hanya gitu-gitu saja, kayak ga punya selera aja?”
“Tapi
apa ya?” pikir si wanita. “Banyak kain yang agak tipis, lalu bentuknya
dibuat yang agak ketat biar lebih indah dipandang mata” syaitan memberi
ide baru.
Maka tergodalah si wanita, dicarilah
mode pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Mungkin
tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan
modenya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia
menambah. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan
wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan. Bahkan
saking mininya pakaian itu kadang-kadang bagian pinggang atau perut
terbuka, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai
wanita berpakaian tetapi telanjang.
Keempat, Celana panjang ketat
Setelah
para wanita muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka syaitan datang
lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang tampak
trendy. Dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan
atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya di belah sedikit ke
atas?” Dengan itu kamu akan lebih santai, lebih kelihatan lincah dan
energik.” Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah
mulai dari bagian bawah hingga lutut atau tak jarang yang diganti dengan
celana panjang binti ketat. Ternyata benar,
terasa lebih leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik kendaraan.
“Yah…. tersingkap sedikit tak apa-apalah, yang penting enjoy,” katanya.
Inilah
tahapan awal syaitan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian
masih tetap utuh dan panjang, hanya mode, corak, potongan dan bahan saja
yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini
mulailah syaitan pada tahap berikutnya.
2. Membuka Sedikit Demi Sedikit
Keberhasilan
pada tahap pertama membuat syetan melangkah lagi, dengan tipu daya lain
yang lebih “gila-gilaan”, tujuannya agar para wanita menampakkan
bahagian aurat tubuhnya.
Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Syaitan
Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar tidak nyaman,
kalau hanya dengan membelah sedikit masih kurang leluasa, lebih baik
kalau dipotong sahaja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar.
“Oh……
ada yang yang terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab
yang besar tidak sepadan lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar
lebih serasi, ala…. orang tetap menamakannya dengan jilbab.” Maka para
wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru mencari mode
pakaian yang dimaksudkan.
Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbukanya
telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang yang melihat
juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, “Ternyata
kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka
tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang kampungan yang
kolot. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari
mode lain yang lebih menarik, bukankah kini banyak bawahan separuh
betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu khawatir, hanya terlihat
kira-kira 10 cm saja.”
Benar-benar
bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat pribadinya,
sehingga apa yang saja yang dibisikkan syaitan dalam jiwanya dia
turutkan. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh
betisnya kemana saja dia pergi.
Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini
di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah
berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir,
apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun
bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas tidak, kan sekarang
zaman sudah berubah”.
“Tetapi? apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki,” pikir wanita.
“Fitnah?
Ah…… itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau
wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak
di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah
berbeda, kini kaum lelaki kalau melihat bagian tubuh wanita yang
terbuka, malah senang dan mengatakan wow, bukankah ini berarti sudah
tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja mode pakaian di
mana-mana, dari pasar malam hingga mall, semuanya memperagakan mode
yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak
mengikutinya, akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”
Demikianlah,
maka pakaian yang menampakkan seluruh betis akhirnya menjadi kebiasaan,
apalagi banyak orang yang memakainya sementara itu yang
mempermasalahkan sedikit sekali.
Kini tibalah saatnya syaitan melancarkan tahap terakhir dari tipu dayanya untuk melucuti hijab wanita.
3. Serba Mini
Setelah
pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-harian dan dirasa
biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan yang lain. “Pakaian
memerlukan variasi, jangan yang itu-itu saja, sekarang ini mode rook
mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga
benar-benar kelihatan indah.”
Maka
akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya
pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian
punggungnya dan berbagai mode lain yang serba pendek dan mini. Koleksi
pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial,
pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim
sejuk dan lain-lain, semuanya telah dicoba.
Begitulah
sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah
dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima
oleh manusia. Hingga suatu ketika, muncul idea untuk berjalan-jalan di
kolam renang atau ke pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua
bagian yang paling sensitif saja yang ditutupi. Mereka semua mengenakan
pakaian yang sering disebut dengan “bikini”.
Karena
semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan
syaitan berhasil, tujuannya tercapai.”Selanjutnya terserah kamu wahai
wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat
umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka.
Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua,
maka tanggung sendiri semua dosamu” kata syaitan yang tak ingin ikut
menanggung risiko.
Penutup
Demikian
halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus dalam
dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika
melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis kita sekecil apapun,
segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larutan,
karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka akan menjadi
sukar bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat
berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka,
selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam
kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar